2 Tahun lalu saat aku mengandung anak pertamaku Austin, Papa ku meninggal dunia lalu selang 2 bulan Mama ku meninggal dunia. Saat aku kehilangan orang tuaku, aku sedang hamil 5 Bulan. Rasa duka yang mendalam sering kali membuat energi dan emosi ku terkuras, bahkan aku harus dirawat sebanyak 2 kali saat hamil anak pertamakku. Aku tau bahwa mengatasi duka kehilangan orang yang terpenting dalam hidup kita akan butuh waktu dan proses yang panjang. Saat itu aku hanya berfikir bagaimana nanti aku mengasuh anak saat mengatasi duka padahal anakku pun baru saja lahir.
Baca Juga : Menyederhanakan Kehidupan
Fase Berduka
Setelah mengalami kejadian traumatis atau suatu peristiwa yang buruk, seseorang akan melalui 5 fase berduka berikut ini :
- Fase Menyangkal (denial). Penyangkalan merupakan tahapan berduka yang pertama. Pada tahap ini, seseorang cenderung akan meragukan atau menyangkal bahwa ia sedang mengalami peristiwa buruk.
- Fase Marah (anger). Setelah melewati fase menyangkal, seseorang yang sedang berduka akan merasa marah dan tidak terima bahwa ia sedang mengalami peristiwa buruk. Hal ini juga bisa membuatnya menjadi frustasi, lebih sensitif, tidak sabaran, dan mengalami perubahan mood. Pada fase ini, kita juga akan mulai mengajukan pertanyaan pertanyaan seperti “Mengapa Harus Saya?”.
- Fase Tawar Menawar (bargaining). Layaknya api yang semula berkobar lalu padam, fase marah secara perlahan juga akan terganti. Setelah melalui fase marah, orang yang sedang berduka akan melalui fase tawar-menawar. Pada saat ini umumnya ditandai dengan rasa bersalah, baik pada diri sendiri atau orang lain.
- Fase Depresi (depression). Depresi ini umumnya ditandai dengan rasa lelah, sering menangis, sulit tidur, kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan, dan tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Fase ini bisa dikatakan yang terberat dan perlu diwaspadai.
- Fase Menerima(acceptance). Penerimaan adalah tahapan akhir dari fase berduka. Pada fase ini, seseorang sudah bisa menerima kenyataan bahwa peristiwa yang dialami benar benar terjadi dan tidak dapat diubah. Bahkan, jika orang tersebut bisa berfikir positif, mereka akan menjadikan pengalaman pahit yang dialaminya sebagai pembelajaran untuk bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. (Sumber dari alodokter : Fase Berduka )
Mengasuh Anak Saat Mengatasi Duka
- Izinkan Diri Sendiri untuk Berduka. Pada saat aku melahirkan anakku yang pertama, aku masih seringkali menangis dan sering mengingat orang tuaku. Aku merasa bahwa saat itu hidup terasa tidak adil, dimana perempuan yang baru melahirkan biasanya diurus oleh orang tua nya namun aku harus mengurus sendiri bersama suami. Aku merasakan kesedihan setiap malam dan tidak menekan emosi yang aku rasakan atau berpura pura bahwa semuanya baik baik saja. Saat itu suami ku lah yang menjadi 1,1 nya tempat aku bercerita mengenai apa yang aku rasakan. Proses berduka membutuhkan waktu, jangan terburu buru untuk merasa lebih baik.
- Memberikan Rasa Aman dan Stabilitas. Saat berduka, rutinitas sehari-hari dapat terganggu. Namun, sebisa mungkin tetap menjada rutinitas diri sendiri dan anakku tetap stabil. Apalagi saat itu anakku baru lahir dan butuh perhatian ekstra, aku memastikan bahwa aku tetap memberikan rasa aman dan konsistensi di dalam hidup anakku dan memastikan anakku tetap mendapatkan perhatian dan cinta yang cukup.
- Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri. Merawat anak saat berduka bukan berarti mengabaikan diri sendiri. Tetap luangkan untuk beristirahat dan melakukan aktivitas yang membantu untuk meredakan setres. Dengan menjaga kesejahteraan diri sendiri, kita akan lebih mampu memberikan yang terbaik untuk anak.
- Jangan Takut untuk Meminta Bantuan. Tidak ada yang salah dengan meminta bantuan dari keluarga, teman, atau tenaga profesional jika merasa kewalahan. Duka bukanlahs esuatu yang harus dihadapi sendirian, dan dukungan dari orang lain dapat membantu kita menjadi ibu yang baik bagi anak kita.
Penutup
Mengasuh anak saat mengatasi rasa duka adalah perjalanan yang sulit, tetapi dengan cinta, kesabaran, dan dukungan, kita tetap bisa menjadi ibu yang terbaik dalam versi kita masing masing, Kita bisa melewati masa masa sulit dan menemukan harapan baru.